Timeless marketing dalam konsep “nostalgia”

Arie Darmawan
2 min readOct 16, 2023

Nostalgia berasal dari kata bahasa Yunani νόστος (nóstos), yang artinya “kepulangan”. Nostalgia adalah sebuah bentuk sentimentalitas, sentimentalitas sendiri adalah kebergantungan perasaan seseorang secara dangkal pada sesuatu yang membuatnya menyakini itu adalah hal yang lumrah, untuknya.

Nostalgia, merupakan emosi kompleks ketika seseorang terhubung dengan perasaan bahagia dari masa lalu yang diidealkan, dengan mengingat kenangan-kenangan positif.

Penggunaan nostalgia sebagai bentuk pemasaran menjadi strategi pemasaran yang diakui. Metode ini membangkitkan kenangan positif dan perasaan terkait masa lalu untuk menciptakan keterhubungan emosi konsumen dengan barang/sesuatu yang menjadi objek yang dipasarkan.

Sony meluncurkan kembali PS1 setelah 24 tahun dalam bentuk lebih kecil untuk menarik para konsumen untuk bernostalgia kembali game-game PS1 (Sumber: Gizchina.com)

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa nostalgia dapat membuat konsumen rela membayar lebih, meningkatkan ikatan dengan merk terkait, mendorong keinginan untuk membeli serta menaikkan keterlibatan digitan dengan merk tersebut.

Dua profesor di bidang pemasaran, Morris Holbrook dan Robert Schindler, melakukan beberapa penelitian tentang pemasaran nostalgia di awal tahun 90an. Mereka menemukan bahwa konsumen sangat menyukai produk estetika (seperti film dan musik) yang berhubungan dengan masa muda mereka, khususnya produk yang ada di usia awal hingga pertengahan dua puluhan (squareup.com).

Terdapat studi tentang memori otobiografi, yakni sistem memori yang melacak momen kehidupan kita. Telah menunjukkan bahwa ketika kita diingatkan akan momen di masa lalu, kita akan mengalami kembali emosi yang sama, terkait dengan momen tersebut secara akurat. Sehingga, jika kenangan itu positif, kenangan riang di masa kecil, makan malam keluarga, perjalanan yang menyenangkan, atau kesenangan yang terpatri dalam ingatan, yang dimana saat itu terkait dengan suatu objek/merk/benda/pengalaman, maka sangat mungkin akan dirasakan kembali ketika kita ber-nostalgia.

Strategi nostalgia mengingatkan konsumen tentang pengalaman yang menyenangkan mereka di masa lalu. Sehingga saat pengalaman tersebut terasa kembali, kemungkinan perasaan tersebut akan tersalurkan ke objek/merk yang ditawarkan karena telah membawa konsumen ke masa lalu. Hal ini merupakan win-win solution.

--

--

No responses yet